Click here for Myspace Layouts

time

Senin, 15 November 2010

Melihat, Merasakan, Memikirkan Dan Mengibaratkan

Disela dedaunan ku mencoba melihat dan mengintip bulan kala itu
Karena bulan begitu terang indahnya
Ingin ku ajak diri mu tuk berada dan ada disebelah ku
Tapi entah ku tak merasakannya ada untuk ku



Apakah benda itu telah hilang
Di bagian tubuh Vital ini
Yang hanya ada bayangan ini
Bayangan yang bagaikan bintang yang tak abadi
Hanya datang dan pergi, nyata dan semu lalu hilang kembali


Tp warna hidup kan berubah esok hari
Jadi siapkan diri bagai daun yang menanti matahari
Dan bagai api yang padam menerima kehangatannya sendiri
Dan sebab itu aku kan hidup untuk mu nanti

A Night Sky




Tonight at a quarter to nine
I saw a night sky was so shine
In front of me,
just the only star
which had the brightness
And asked me to see it
As like invited me to come in its world
Is it for me??
As like her whom i am with now
and also in my always night

Membuat Mu Tersenyum





Waktu pertama ku untuk mu
Hanya untuk membuat ukiran senyum di dirimu
Ku gunakan kata bagaikan pisau
Yang mungkin sedikit menyakiti
Tp ingin ku hanya ini
Tuk menggurat dan menggores di sisi mulut mu
Yang membuat ukiran senyum indah mu nanti

Ku tau perkataan dan ucapan hanyalah semu
Yang terhantar oleh sinyal-sinyal kaku
Yang terbatas oleh ruang dan waktu
Meski jarak membentang jauh
Tuk bertemu

Tapi kini ku tau
Ku bisa membuat ukiran itu
Ukiran senyum di diri mu
Didalam dunia nyata q dengan mu
Meski sekejap tuk bertemu


Dan ku harap senyum itu kan abadi, meski tanpa aku.
Ku tak akan membuat kekangan untuk mu.
Yang hanya tersenyum karena ku.
ku hanya ingin kau,
membuat senyum itu berguna untuk mu dan orang sekeliling mu
Karena itu "terSENYUMLAH"

Selasa, 09 November 2010

Awal dalam pemberhentian just for a dream





Sudah lama aku tak menginjakkan di tempat itu
Ketika aku mulai membaca
Ketiak aura telah terasa
Itulah permulaan serta awalnya
Meski dua garis belum menyatu
Meski dua kutub belum menyatu
Tapi ini awal dalam perhentian untuk sebuah mimpi semu

Dan kini, udara seakan berat bebannya
Terisi dengan desiran angin kehilangan saja
Dan rongga dada terdesak
Dan tangan pun lelah tuk beriak
Dialiran air, Serta gelombangnya
Menyuarakan lagu yang seirama "tenang & tak bernyawa"
Q tunggu & menunggu hujan dipelupuk mata
Yang akan mengakhirinya
Untuk sebuah mimpi "for just a dream", sorry